Call of Duty : Ghost ( 8 DVD )
Call of Duty : Ghost
Dalam
menghadapi sesuatu yang baru buat pertama kali, apapun itu bentuknya,
entah itu kencan pertama bareng gebetan, ketemu camer, detik-detik kesan
pertama itu bener-bener merupakan aspek yang penting. Sama halnya
dengan ketika lo nyoba sebuah game baru, apapun genrenya. Kesan pertama
begitu penting, terlebih lagi kalo itu adalah game pertama dari genre
favorit lo. Citarasa tahunan, kurang kejutan, dan bikin ngantuk. Itulah
tiga hal yang bisa ngegambarin kesan gue setelah nyicipin 10 menit
pertama mode campaign Call of Duty: Ghosts di konsol PS3 gue. Untungnya
ngga semua aspek kerasa ngebosenin. Ada beberapa hal di Call of Duty:
Ghosts yang menurut gue bisa ngasih sedikit refreshing dari seri game
FPS tahunan ini.
Story Line
Bisa
dibilang plot cerita di tiap seri Call of Duty selalu punya rumusan
yang sama. Bahkan tergolong klise. Sudut pandang mayoritas selalu
menyorot kisah pihak militer Amrik yang penuh twist, pengkhianatan, dan
serangan dari negara-negara musuh Amrik atas dasar perebutan
kekuatan/kekuasaan. Ditambah dengan unsur box office di dalamnya yang
serba pengen nunjukin adegan lebih klimaks dan dramatis (yang sayangnya
seringkali alurnya gampang ketebak).Ada satu bagian adegan yang gue masih inget betul di Call of Duty: Ghosts ini yaitu ketika lo sampai di misi dibawah ini. Apa lo masih inget adegannya mirip di film apa?
Tapi mungkin buat kalian yang emang ngga terlalu punya ekspektasi berlebih di aspek cerita bakal tetep bisa dapet beberapa unsur “kejutan” dari Call of Duty: Ghosts ini. Mungkin ada baiknya biar bisa lebih nikmatin alur cerita, lo bisa main dengan pace yang sedikit lebih lamban.
Gameplay
Ngga
banyak yang berubah dari tipikal gameplay franchise seri Call of Duty.
Mekanisme kontrol sepertinya sedikit mengalami perbaikan jadi meski lo
main pake gamepad sekalipun ngga terlalu canggung. Gue nemu sedikit bug
ketika masuk ke mode Aim Down Sight (ADS) dengan membidik pake sniper.
Terjadi sedikit stuttering sewaktu zooming seolah-olah lo mencet tombol
zoom beberapa kali, berhenti bereaksi sejenak dan mendadak zoom lagi
secara otomatis.Selain dari itu selama misi campaign lo bakal dipenuhi pengalaman bermain yang lumayan fresh dan seru. Contohnya ketika lo diharuskan buat terus lari di environment yang penuh getaran, momen dimana lo dibuat terbang melayang dengan lingkungan bergravitasi nol, pertempuran di dalam air, nyetir beberapa kendaraan tempur, sampai ke misi stealth yang hampir ngga kerasa stealth-nya.
Salah satu inovasi baru yang kerasa di mode campaign Call of Duty: Ghosts adalah ketika lo bisa mengontrol Riley, seekor anjing ras penggembala Jerman yang bisa lo perintah buat menyerang musuh secara diam-diam. Sebenernya ngga sepenuhnya diam-diam, karena gue nemu momen yang gue rasa konyol ketika ngasih perintah ke Riley di salah satu misi stealth. AI musuh yang menjerit kesakitan dan jelas-jelas jatuh dengan berisik seolah-olah ngga kedetek di telinga rekan AI yang membelakanginya. Apa Riley emang anjing hantu yang bisa ngilangin aura “keberadaan” korbannya biar mau menjerit sekenceng apapun? Mungkin bener kalo ada gamer yang bilang ini bukan Call of Duty: Ghosts tapi lebih tepatnya Call of Dog: Ghosts. Sayangnya Riley ngga begitu dapet banyak jatah tampil karena waktu kemunculannya emang sangat singkat.
Graphic
Sepertinya Call of Duty: Ghosts lebih memilih berada di zona nyaman seperti pendahulunya dalam aspek kualitas grafis. Beda dengan seri Battlefield yang gue rasa banyak mengalami peningkatan di aspek ini. Mungkin satu-satunya yang sedikit kerasa beda adalah ketika misi di bawah air yang dulu paling sering dipamerin di beberapa ajang video game (selain pamer anjing tentunya).
Apa emang Infinity Ward cuman fokus ngembangin kekerenan di level bawah air dan fitur baru karakter anjing doang sehingga cuman dua aspek ini yang bisa ketangkep di mata gue dan kerasa paling menonjol di mode campaign Call of Duty: Ghosts?
Dengan kualitas grafis yang gue rasa perbedaannya ngga begitu signifikan dengan pendahulunya, anehnya game ini punya frame rate yang ngga stabil (hampir di semua platform). Di beberapa adegan lo bakal sering ngalamin FPS drop dan hal ini berpengaruh ke aspek lain. Sepertinya memang ada masalah performa yang ngga bisa dibenerin kecuali via update patch terbaru.
Bisa jadi batas kemampuan current-gen console yang jadi penyebab tiap aksi dan efek kehancuran environment dalam game jadi kurang greget, kecuali lo main di next-gen console. Barangkali gue bakal nyoba balik nyicipin mode campaign Call of Duty: Ghosts lagi di PS4, thanks to $10 upgrade program jadi bisa lebih hemat buat beli judul game yang sama di next-gen console.
Audio
Seperti yang gue bilang sebelumnya, frame rate yang ngga stabil berpengaruh di aspek lain salah satunya di audio. Ada beberapa efek suara yang hilang di beberapa adegan.
Secara keseluruhan kualitas audio & efek suara di Call of Duty: Ghosts ngga punya suatu peningkatan yang signifikan. Riuh sepak terjang peluru yang udah familiar, komposisi musik yang standar, dan aksen pengisi suara yang tipikal di film action box office. There is nothing new but the crowd of the (usual) battlefield.
Replayability
Hampir
ngga ada aspek yang bikin lo pengen ngulang mode campaign-nya kecuali
buat ngumpulin trophy/achievement. Salah satu yang mungkin bikin lo
betah berlama-lama ngulang main Call of Duty: Ghosts adalah mode
multiplayernya.
Longevity
Mode campaign Call of Duty:
Ghosts terhitung cukup singkat. Dengan waktu playtrough normal sekitar 5
jam lo udah bisa namatin story modenya. Dari singkatnya mode campaign,
disini kelihatan franchise seri Call of Duty mengalami titik jenuh dari
tahun ke tahun.Hilangin ekspektasi berlebih dari mode campaign-nya dan mainlah seolah-olah lo baru pertama kali main Call of Duty kalo pengen bisa nangkep unsur kejutannya. Ngga banyak fitur dan aspek baru yang signifikan dan lumayan seru kecuali nembakin peluru di dalam air & nyuruh anjing yang penurut buat mengoyak tubuh musuh lo. Sayangnya lo ngga bisa terus ngejalanin misi yang sebenernya cukup seru, dimana lo bisa punya peliharaan yang bisa bikin lo berasa mirip Will Smith, menyusuri puing-puing bangunan sambil waspada akan kehadiran musuh. Kejenuhan yang mulai tampak di mode campaign sedikit terobati dengan varian mode multiplayer yang sedikit lebih beragam. Secara keseluruhan ngga banyak yang bisa bikin lo ngulang permainan campaign kecuali lo seorang trophy/achievement hunter.